Ridwan Kamil Masuk Gereja Saat Natal, Warga Muslim Bandung Bangga

"Kamu tau dari mana, bisa mengukur kadar akidah saya? Kamu Tuhan? Kenapa juga kamu masih haha hihi pake facebook/IG punya Yahudi? NKRI juga sudah memutuskan falsafahnya dengan Pancasila bukan dengan piagam Jakarta," kata Ridwan Kamil. 
Ridwan Kamil Di Depan Jemaat Dalam Gereja
Sebuah fenomena menyejukkan dipertunjukkan oleh warga Bandung. Ketika beberapa orang mengeritik langkah Walikota Bandung, Ridwan Kamil, yang mengunjungi gereja di malam Natal untuk memastikan umat Kristiani dapat melaksanakan perayaan hari raya itu dengan lancar, warga Bandung secara beramai-ramai membela sang walikota. Mereka justru mengatakan bangga atas langkah simpatik sang Walikota.
Sekitar 1.441 komentar muncul di akun facebook Ridwan Kamil setelah ia mengungkapkan perlawatannya ke gereja-gereja di Bandung, bersama dengan Muspida setempat. Sebagian besar komentar itu berisi dukungan dan kebanggaan, hanya beberapa saja yang melancarkan kritik, dan langsung dihadang oleh warga Bandung yang menganggap kritik tersebut tidak masuk akal.

Percakapan di laman facebook Ridwan Kamil yang ramai itu berawal dari  'laporan' Ridwan Kamil di fans page-nya,  tentang kegiatannya di malam Natal.

"Sebagai walikota semua umat di Bandung, malam ini, bersama Muspida (wakapolres, dandim, sekda) mengunjungi gereja ke gereja untuk memastikan umat Kristiani bisa melaksanakan Natal dengan lancar. Semoga damai selalu hadir di setiap diri kita," tulis Ridwan Kamil, pada 24 Desember 2015.

"Di malam ini juga, bersamaan kegiatan Maulid Nabi juga berlangsung lancar di semua kecamatan yang sebagian dipantau kelancarannya oleh Wakil Walikota. Indahnya damai di kota Bandung," tulisnya lagi.

Salah seorang follower fan page Ridwan Kamil yang  bernama Mochamad Adamrasyad Iqbal, sempat mengeluarkan komentar yang bernada ancaman dengan mengatakan, "Saya harap Pak Emil jaga ya bicaranya di atas panggung. 'Untukmu agamamu, untukkulah agamaku.'" demikian komentator itu berkata.

Ridwan Kamil kemudian dengan tegas menjawab, "Gak usah maen ancam mengancam, ama saya, saya tau persis apa yang saya pertanggungjawabkan," kata Ridwan Kamil.

Dukungan bertubi-tubi pun datang kepada Ridwan Kamil. Di antaranya datang dari Noer Ali. Dia mengatakan, "  Andaikan Nabi Muhammad SAW masih hidup di zaman sekarang, makna untukmu agamamu, untukku agamaku bukan berarti kita sebagai Muslim dengan berkunjung ke tempat ibadah agama lain dianggap kafir, nabipun sudah memberi contoh bagaiamana berhubungan dengan kafir qurais melalui perjanjian hudaibiyah, dan saya yakin Insya Alloh Pak Walkot lebih tahu batasan batasan hubungan ketika mengunjungi gereja. Wallahu'alam bishawab."

Moch Bachrudin, menimpali, "Salut dengan Pak Ridwan Kamil yang sudah menjadi pemimpin bagi banyak ummat...maafkan TS nya lagi kumat tuh Pak...."

Komentator lain, Rohman Abdurrohman, juga menyampaikan dukungannya. "Kang Emil ini sudah bagus..menjaga keamanan mereka.. matakna kanu koment.. Baca carita Salahuddin Nawawi, ketika penaklukan dan memenangkan Yerusalem dalam perang salib, kepada rakyatnya yang non Muslim beliau bilang.. siapa yang mau pergi dari kota ini silahkan dengan jaminan keamanan sampai tempat tujuan.. dan siapa yang mau tinggal silahkan, tapi kita akan menjaga aman kalian juga.. Itulah maknanya pemimpin Muslim, emang nya waktu nabi Muhammad Muslim semua? Madinah aman karena ada dikuasai pemimpin Muslim.. disana ada Yahudi, Nasrani, Majusi."
Lutfi Aulia Supriyadi  justru menganggap apa yang dilakukan Ridwan Kamil patut diteladani.

"Terimakasih Pak menjadi suri tauladan seperti rasulullah yang selalu mencintai perdamaian dan menghargai perbedaan. Ayo masuk nya ke masjid / gereja yang terpencil Pak biar kehadiran bapak dirasakan oleh semua kalangan. semoga Allah selalu memberikan bapak kesehatan dan kekuatan. Semangat terus Kang," kata dia.

Puncak kritik terhadap Ridwan Kamil adalah ketika seorang yang mengaku bernama Puputtyy menganggap kunjungan walikota itu tidak pada tempatnya. Ia bahkan meminta Ridwan Kamil meniru Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menurut dia selalu membela Islam.

"Semoga Pak Wali bisa kaya Endorgan (maksudnya, Erdogan), ngajinya pinter, membela Islam, toleransi boleh jangan ikut-ikutan masuk gereja lah Pak," tulisnya.

Komentar Puputtyy tersebut kontan mendapat sanggahan dari masyarakat Bandung secara bertubi-tubi.

"Si embak puput itu provokator...profilnya saja aneh. Entah fiktif atau akun yg sengaja disetting seperti itu. Berbicara atas nama Islam...membawa bendera Palestina...membawa nama Erdogan...menyudutkan umat Kristiani.

Yang Puput inginkan adalah Islam..Palestina..dihujat di sini. Dan sepertinya Pak Wali Ridwan Kamil terprovokasi....mungkin sedang lelah. Pasti. Semoga Allah kuatkan dalam menjalankan amanah. Amiin.

Puput...lo geje tau....gak jelas!!!," tulis seorang komentator.
Warga lainnya, Opick, juga membela Ridwan Kamil dengan tegas. "Melihat Kang Emil, saya seperti melihat kepemimpinan Umar bin Khattab, dalam urusan agama dia pegang teguh Islam, dalam urusan kepemimpinan dia begitu adil tanpa membedakan, Islam sudah mengajarkan itu untuk pemimpin, saya salut pak," tulis dia.

Komentator bernama Abbash Ultras, bahkan tidak segan-segan mengucapkan selamat Natal. "Selamat natal saudara saudaraku di seluruh Nusantara. Semoga cinta dan kasih selalu ada dalam diri kita semua. Saya adalah salah satu saudara muslim mu yang tidak bersumbu pendeek,dan masih banyak lagi di luar sana. Walaupun kita tidak seiman,tetapi semoga kita selalu . berjalan dalam kemanusiaanSekali lagi Selamat natal saudara saudaraku semuaaaa."

Muhamad Dicky Sultankusumah berkata, " Adil itu dalam hal yang baik, semoga Kang Emil masuk ke dalam gereja bisa membawa kebaikan, syukur syukur ada yang mau masuk Islam.. Karena keadilan Kang Emil bisa membuat orang non Islam bisa takjub bahwa umat Islam itu ramah,adil, dan santun, semoga Kang Emil menjadi jalan rahmat dari Alloh swt... Amin.."

Sedangkan Amirsyah, nenilai, kalangan Islam yang rasis dan intoleran hanyalah minoritas. "Mereka orang-orang yang tidak tidak berpendidikan atau berpendidikan tinggi tapi tidak menggunakan akal dan hatinya. Kita yang toleran adalah yang mayoritas, rakyat Indonesia yang sadar akan takdir Tuhan bahwa kita diciptakan dalam Bhineka Tunggal Ika. Kita harus bersyukur dengan merawat dan mempertahankannya."

Warga Bandung lainnya, Andi Hartini bertanya, salahnya dimana bila Ridwan Kamil ke gereja. "Masuk gereja, kan bukannya ikut ibadahnya. Lha kalau begitu. Ngga usah selfie-selfiean di Candi, ngga usah selfie-selfie di Pura. Masuk juga di tempat Ibadah agama lain itukan..? Sehat-sehat pak Walikota. Indonesia butuh Pemimpin sepertimu..

Sedangkan Agustina W Herlambang membagikan pengalamannya untuk menangkal kritik terhadap Ridwan Kamil.  "Betul kang, segala jawabannya adalah : innama a'malu binniyat.. saya Muslim dan berhijab juga pernah masuk ke gereja saat pengantin saya akan melangsungkan pemberkatan. Di dalam hati saya tertanam bahwa ini sebagian dari jobdesk saya. Saya hanya bekerja bukan beribadah, sama seperti pengantin saya yang lain saat akan akad di gedung. So... sebagai warga Bandung, so proud of u Kang."

Ridwan Kamil sendiri, memberikan jawaban yang oleh banyak kalangan dipuji, terhadap kritik tersebut. Kepada Puputtyy yang mengeritiknya, jawaban Ridwan Kamil, yang segera banyak diacungi jempol adalah sebagai berikut:

"Puput sayang, saya tidak mau kayak Erdogan. Saya mau jadi diri saya sendiri. Kalo saya seorang warga biasa, dalil tidak boleh itu bisa dipahami. Saya ini pemimpin semua umat beragama. Ada kewajiban melindungi. Surga nerakanya pemimpin ada pada adil tidaknya keputusan untuk umatnya."
"Saya sudah disumpah untuk adil pada SEMUA warga Bandung. Kamu tau dari mana, bisa mengukur kadar akidah saya? Kamu Tuhan? Kenapa juga kamu masih haha hihi pake facebook/IG punya Yahudi? NKRI juga sudah memutuskan falsafahnya dengan Pancasila bukan dengan piagam Jakarta. hatur nuhun," kata Ridwan Kamil.

Sumber: www.satuharapan.com

 

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Ridwan Kamil Masuk Gereja Saat Natal, Warga Muslim Bandung Bangga "

Post a Comment

Sumber Lain